Wednesday, October 23, 2013

proklamasi



Membuka Catatan Sejarah: Detik- Detik Proklamasi, 17 Agustus 1945

Proklamasi kemerdekaan, yang kita peringati setiap tanggal 17 Agustus, adalah sebuah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Proklamasi telah mengubah perjalana sejarah, membangkitkan rakyat dalam semangat kebebasan. Merdeka dari segala bentuk penjajahan.
Bagaimanakah sesungguhnya peristiwa yang terjadi 61 tahun yang lalu itu. Mari kita buka kembali catatan sejarah sekitar proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Perdebatan proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golomgan pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua
Maupung golongan muda, sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan proklamasi kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasan dari tangan pemerintah Jepang .  hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap berkejasama dengan jepang.
Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang teroganisir. Soekarno dan hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan dalam rapat panitia persiapan kemerdekaan indonesia (PPKI). Denga cara itu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda.mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya golongan pemuda menghendaki terlaksananya proklamasi kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah Jepang

Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan penekanan golongan pemuda kepada golongan tua yang mendorong mereka melakukan penculikan terhadap diri Soekarno-Hatta.

Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di jalan pegangasaan Timur no.56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno berlangsung perdebatan serius antara kelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai proklamasi kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi (1984:58): Ahmad Soebarjo (1978:85-87) Sebagai berikut :
‘ sekarang bung, sekarang! Malam mini juga kita kobarkan revolusi !’ Kata Chaerul Saleh dengan meyakinkan Bung Karno Bahwa ribuan pasukan bersejata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. ‘ kita harus segera merebut kekuasaan’ tukas Sukarni berapi- api. ‘kami sudah siap memepertaruka jiwa kami !’ seru mereka bersahutan. Wikana malah berani  mengancxam Soekarno dengan pernyataan ; ‘jiaka bung karno tidak menegeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar besaran esok hari.’
Mendengar kata kata ancaman seperti itu, soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata : ‘ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga ! kamu tidak usah menunggu esok hari !’ hatta kemudian memperingatkan Wikana; ‘ jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusa untuk kembali menjadi tuan di negeri